CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 30 Maret 2009

Minta Maaf

Pertama-tama gw cuma mau bilang maaf atas postingan-postingan gw sebelumnya. Gw tau pasti ada beberapa pihak merasa tersinggung atau tersakiti karena tulisan gw itu. Yang sangat gw sesalkan, gw samasekali nggak ada maksud untuk menyindir atau ngomongin kalian semua. Tulisan itu gw buat untuk satu orang dan itu masalah internal. Jadi saat gw tulis postingan itu, Tika dan Hadi langsung tau tulisan itu ditujukan untuk siapa. Tapi sumpah itu samasekali bukan untuk kalian.

Tapi mungkin itu udah nggak segitu pentingnya lagi untuk dibahas saat ini. Gw mengakui kesalahan gw dalam pemilihan kata yang terlalu general, jadi menimbulkan ambigu. Padahal maksud gw menyindir orang ini, yang sakit hati malah pihak lain. Dalam postingan facts, facts, facts dan wear it your way memang gw tujukan untuk orang yang sama. Itu hanya untuk satu orang dan bukan kalian semua. Gw minta maaaaaaaaaaf banget kalo kalian semua jadi marah dan emosi ngeliatnya.

Gw ngerti banget sama kesalahpahaman ini, setelah gw baca ulang, ternyata memang wajar sekali kalo kalian mikirnya itu adalah kalian semua. Ini bener-bener jadi pelajaran buat gw, untuk lebih hati-hati dalam mengutarakan apa yang gw rasakan. Pemilihan kata-kata, emosi, dan cara gw mengutarakan memang gw akui salah. Gw harap kalian nggak melihat ini sebagai sekedar excuse gw. Karena gw merasa perlu meluruskan arti dari tulisan gw itu, supaya kalian nggak salah interpretasi.

1. Di postingan wear it your way, gw bilang justru gw lebih respek sama oknum Mawar ini, karena diluar orang-orang semua ngatain dia, dia tetap nyaman menjadi dirinya sendiri. Itu yang sebenernya mau gw angkat, penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri itu penting.

2. Subjek yang gw perbincangkan memang orangnya (menurut gw) suka 'try too hard' untuk menunjukkan dirinya sendiri. Dari yang gw lihat, dia memang seperti itu, suka bilang sahabatan sama si ini atau si itu. Jadi gw menyindir dengan kata-kata seperti:
Nah, gw paling males tuh liat orang sok deket sama orang lain karena orang itu eksis. Kalau emang cuma sekedar kenal nggak usahlah sok bilang sahabat atau "dia itu sodaranya sahabat gw" atau "dia itu mantannya sahabat gw" atau "dia itu sepupunya nyokap gw" atau "dia itu sahabatnya bokap gw" males gilaaaaaaa!
dan gw memilih kata-kata 'mereka' atau 'orang-orang' dengan alasan simple, cuma sebagai kamuflase supaya nggak terlalu menohok.

3. Memang dia hobi banget meng-update merk-merk mahal yang disebutkan. Ini juga yang setelah gw baca ulang, ternyata rancu banget! Bikin gw juga nyadar kalo seharusnya gw nggak nulis kayak gitu, karena itu universal, banyak juga orang yang suka beli celana dengan merk-merk itu.

Intinya gw cuma mau bilang sama dia kalo semestinya dia nikmatin aja yang udah dia punya sekarang. Gw jauh lebih menghargai dia yang apa adanya. Karena gw juga bahagia dengan apa yang gw punya sekarang dan ga ada keinginan lebih untuk ngikutin orang lain supaya gw bisa dibilang gaul atau apalah. Percaya deh sama gw, tulisan itu bukan untuk kalian, orang gw juga ga sebegitu mengenal kalian seperti gw mengenal subjek ini, jadi nggak mungkin juga gw nulis hal-hal seperti itu.

Sekarang gw sadar, nurutin emosi gw saat nulis nggak selamanya membawa suatu yang baik buat diri gw sendiri. Contohnya aja sekarang. Tulisan yang campur sama emosi ternyata cuma ngeluarin kata-kata pedes yang malah bisa nyinggung orang lain. Berdampak buruk banget buat gw juga. Tapi nggak apa-apa, gw justru bersyukur udah diingetin kayak gini. Semua orang punya caranya masing-masing dalam mengutarakan pendapat kan? Begitu juga dengan gw dan kalian.

Makanya, sekali lagi gw mengakui kesalahan gw yang lalai dalam mensortir kata-kata dan gw bener-bener minta maaf banget dari hati gw yang paling dalam kalo ada yang ngerasa tersinggung atau marah sama gw gara-gara postingan itu.

Maaf ya, teman-teman...

Selasa, 24 Maret 2009

I'm sorry, I'm too pretty!

Menurut lo, pasti gw masih suka sama lo.
Menurut lo, pasti gw masih ga pede deket-deket sama lo.
Menurut lo, pasti gw masih ga santai sama lo.
Menurut lo, pasti gw menyebalkan.
Menurut lo, pasti gw norak deh.

Iya sih sebenernya, bener banget tuh.
But, I'm sorry, I'm too pretty for being such a fool for you.
I'm too pretty, Darling!

Kamis, 19 Maret 2009

Ada Apa Denganmu?

Kenapa dengan kamu yang tiba-tiba seperti jijik terhadap saya. Menganggap saya tak ada. Merasa tidak membutuhkan saya. Menepis semua canda saya. Kaku terhadap saya. Berlaku seperti membenci saya. Mambuat saya muak, dendam, marah. Kamu tak pernah mengerti saya yakin. Tapi tolong cobalah untuk kali ini. Saya tak akan berharap dari kamu. Paling tidak ajak saya bicara. Balas perkataan saya. Bersikaplah seperti mengenal saya. Tersenyumlah saat bertanya.

Buat saya nyaman berada di sekeliling kamu. Saya tak akan membebani kamu dengan perasaan saya. Saya minta maaf.

Minggu, 15 Maret 2009

dilemma

Ihik hik hik hik tiba-tiba kangen Petti, Ibu, Bapak, Fadhil. Tiba-tiba sedih Petti pulang ke Jakarta. Tiba-tiba rasanya pengen ketemu kamuuu. Tapi juga pengen melupakan kamuuuu. Aaaaaah shittttt! Tiba-tiba pengen belajar. Tiba-tiba pengen kurus.

Tai.

Jumat, 13 Maret 2009

Dini hari memikirkan kamu

Saya sudah terlalu banyak mengecap kesakitan
sudah terlalu paham akan sedih
sudah terlalu biasa untuk marah

Satu kalimat: Saya terlanjur sakit hati sekali.

Terlanjur sakit hati akan banyak hal
Membuat air mata saya tidak sebegitu berharga lagi
Menipiskan alasan, mengapa saya menangis?

Lalu sekarang, melihat kamu berada di sini,
berada di sekeliling saya; hal yang seharusnya saya syukuri
Menjadi ketakutan tersendiri untuk saya

Ketakutan untuk berbicara lagi dengan kamu,
Ketakutan untuk tertawa bersama kamu,
Ketakutan mendengar kelucuan kamu,
dan ketakutan menatap mata kamu

Gagap.

Sekarang saya gagap untuk bicara dihadapan kamu
Padahal saya bisa begitu cerewet di depan yang lain
Hanya bisa a u a u e, lalu melanjutkan kata, lalu a e e o i lagi

Lalu menemukan kamu yang sekarang berbeda
Tiba-tiba menjadi begitu kaku
Terlihat sungkan pada saya
Semakin menjauh, lalu hilang samasekali

Apa kamu tahu perasaan saya saat itu?
Perasaan jijik melihat kamu terus-terusan menjadi orang baru
Perasaan kesal melihat kamu berteman dengan dia
Merasa marah saat kamu bertindak seperti anak kecil
Merasa kecewa dengan sikap kamu

Terlalu banyak toleransi untuk kamu
Sehingga saya selalu punya alasan saat yang lain bilang kamu tidak dewasa

Tapi kamu?

Apa kamu peduli? Tidak.

Lalu kenapa kamu tidak beranjak, tetap disini, dan membuat saya semakin tersakiti?

Saat ini, gw kangen lo banget, parah.

Selasa, 10 Maret 2009

Bla bla bla

Gue rasa, apa yang gue alami beberapa hari ke belakang ini, membuat gue sedikit banyak menjadi lebih pintar. Otak gue mulai memikirkan sesuatu yang nggak biasa. Sesuatu yang bombastis. Rasanya sama kayak waktu gue kejedot pas mau turun dari angkot tadi pagi. Ngerasa ada yang salah sama kepala gue. Beserta isinya.

Yak, sekarang inilah gue. Tetap emosional. Tetap cantik. Tetapi lebih pintar dan bersemangat!